Website Berita Segala Kuliner Minuman Terupdate

Kue Talam Bugis

Kue Talam Bugis: Warisan Rasa dari Timur Nusantara –  Kue Talam Bugis: Warisan Rasa dari Timur Nusantara

Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan kuliner tradisional, salah satunya adalah jajanan pasar yang tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya yang mendalam. Di antara ratusan jenis kue tradisional tersebut, Kue Talam Bugis hadir sebagai salah satu permata kuliner yang berasal dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari masyarakat Bugis.

Kue ini bukan hanya soal rasa manis dan tekstur lembut, melainkan juga cerita panjang tentang tradisi, simbol kekeluargaan, dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Asal Usul dan Makna Budaya

Kue Talam Bugis berasal dari etnis Bugis, salah satu suku terbesar di Sulawesi Selatan. Kue ini biasa disajikan pada acara-acara adat, pesta pernikahan, atau saat menjamu tamu penting. Keberadaan kue ini bukan hanya sebagai makanan penutup, tapi juga sebagai lambang penghormatan dan keramahtamahan.

Dalam tradisi Bugis, warna dan bentuk kue sering kali menyimpan makna tertentu. Kue Talam Bugis, dengan lapisan warna kontras—biasanya putih dan hijau atau ungu—merepresentasikan keseimbangan dan keharmonisan hidup. Ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Bugis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan dan saling menghargai.

Bahan dan Cita Rasa yang Bersahaja

Salah satu daya tarik Kue Talam Bugis adalah bahan-bahannya yang sederhana namun mampu menghasilkan cita rasa yang kompleks. Kue ini biasanya terdiri dari dua lapisan utama:

  1. Lapisan bawah (isi): Terbuat dari ketan hitam atau ungu, yang dikukus dan dibumbui dengan santan serta sedikit garam. Ketan memberikan tekstur legit dan rasa gurih alami yang menjadi dasar sempurna untuk lapisan atasnya.
  2. Lapisan atas (talam): Inilah ciri khas utama dari kue ini. Terbuat dari campuran santan, tepung beras, dan gula merah atau gula pasir. Kadang ditambahkan daun pandan atau daun suji untuk memberikan aroma harum alami dan warna hijau yang cantik.

Saat dimakan, lapisan bawah memberikan tekstur kenyal dan padat, sementara lapisan atas yang lembut dan sedikit manis menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah. Gurih, manis, lembut, dan sedikit asin—semuanya berpadu dalam satu gigitan.

Proses Pembuatan: Kesabaran Adalah Kunci

Membuat Kue Talam Bugis membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Proses dimulai dengan merendam ketan slot 10k selama beberapa jam agar teksturnya sempurna saat dikukus. Setelah itu, ketan dikukus hingga matang lalu diberi campuran santan dan garam, kemudian dikukus kembali agar rasa gurih meresap.

Sementara itu, lapisan talam dibuat dengan mencampur semua bahan lalu disaring agar tidak bergerindil. Campuran ini kemudian dituangkan di atas lapisan ketan dan dikukus kembali hingga matang sempurna. Proses ini memerlukan waktu dan ketepatan, karena jika terlalu cepat atau panas tidak merata, lapisan talam bisa pecah atau tidak mengeras dengan baik.

Transformasi di Zaman Modern

Seiring perkembangan zaman, Kue Talam Bugis mengalami banyak inovasi. Kini, kue ini tidak hanya ditemukan dalam acara adat, tetapi juga dijajakan di toko kue modern dan kafe-kafe kekinian. Bahkan, beberapa kreator kuliner mulai mengubah tampilannya menjadi lebih menarik—dengan warna-warna pastel, topping modern, atau bentuk mini yang lebih praktis disantap.

Namun, meskipun tampilannya berubah, cita rasa dan filosofi yang dibawa oleh kue ini tetap dijaga. Inilah bukti bahwa warisan budaya bisa tetap lestari jika mampu beradaptasi dengan zaman.

Penutup: Sepotong Kue, Segudang Cerita

Kue Talam Bugis lebih dari sekadar jajanan pasar—ia adalah warisan budaya yang membawa cerita tentang leluhur, kearifan lokal, dan rasa hormat terhadap tradisi. Dalam satu potong kecil, tersembunyi filosofi hidup masyarakat Bugis yang sederhana namun dalam maknanya.

Jadi, saat Anda mencicipi Kue Talam Bugis, ingatlah bahwa Anda tidak hanya menyantap kue, tetapi juga menyentuh sejarah, budaya, dan cinta yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Exit mobile version